Pages

Sabtu, 05 Januari 2013

TAFSIR TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH



TAFSIR TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH
Allah SWT berfirman dalam surat Alisro ayat 57:
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا (56) أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا (57)
Orang musyrik menyembah malaikta, nabi-nabi dan orang-orang shalih
Dari Ibnu Abas: orang musyrik berkata: “kami beribadah kepada para malaikat, Al Masih dan U’zair[1]  merekalah yang diibadahi.[2]
Dari ibnu Mas’ud: “sebagian dari golongan jin disembah  kemudian masuk islam. Ada segolongan manusia menyembah segolongan dari kalangan jin, namun golongn jin masuk islam akan tetapi segolongan manusia tetap pada agama mereka yaitu menyembah jin”[3]
Dalam riwayat lain juga dikatakan bahwa mereka menyembah Isa, Ibunya dan U’zair
Do’a adalah inti dari ibadah
Para mufasir mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai orang musyrik yang menyembah Nadi Isa dan ibunya, para malaikat dan U’zair. Dan Allah telah melarangnya dengan larangan yang sangat tegas seperti ancaman yang disebutkan dalam ayat ini. Ini menunjukan bahwa do’a mereka kepada selain Allah mesupakan syirik kepada Allah dan menghilangakn ketauhidan serta membatalkan syahadat Laa Ilaaha Illallah. Karena sesungguhnya tauhid adalh tidak menyeru selain kepada Allah saja. Ikhlas berarti meniadakan kesyirikan ini karena berdo’a kepada selain Allah adalah menuhankannya dan mengibadahinya.
Tidak ada yang bisa memberi madhorot dan manfaat kecuali hanya Allah
Seabagai mana disebutkan dalam tafsir ibnu katsir pada ayat ke 56 ini:
(قل) wahai Muhammad kepada orang musyrik yang beribadah kepada selain Allah. (أدعوا الذين زعمتم من دونه) patung  dan tandingan yang lainnya, mereka mengutamakan cintanya kepada sesembahan itu. Bahwasannya sesembahannya itu (لا يملكون كشف الضر عنكم) maksudnya menyeluruh tanpa terkecuali (ولا تحويلا) juga tidak bisa memindahkan sesuatupun dari kalian.
Karena sesungguhnya yang bisa menghilangkan madhorot dan memindahkan sesuatu dari kalian hanyalah Allah saja.
Orang-orang yang disembah orang musyrik bertauhid dan menolak kesyirikan
Orang-orang shalih yang disembah orang musyrik berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dengan Ikhlas kepada-Nya, menta’ati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan taqorrub yang paling tinggi adalah tauhid yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Dan mereka diwajibkan beramal dengan tauhid ini dan menyeru kepaa tauhid. Inilah yang mendekatkan mereka kepada Allah yaitu menuju ampunan-Nya dan ridho-Nya.
Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa mereka tidak berharap dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah saja. Dan ini merupakan tauhid karena mencegah mereka dari kesyirikan dan mewajibakan mereka sangant berharap akan rahmaat-Nya dan sangat takut akan siksa-Nya.
Maka orang musyrik yang telah berdo’a kepada mereka sesungguhnya telah memutar balikan perkara. Karena orang musyrik meminta dari mereka padahal mereka mengingkari syirik kepada Allah yang terdapat dalam do’a orang musyrik yang meminta sesuatu kepada mereka bagi orang yang berdo’a kepada selain Allah.
Orang musyrik bukan hanya menyembah patung
Dari ayat ini juga ada sanggahan bagi mereka yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik hanya menyembah patung-patung. Dalam ayat ini Allah mengingkari orang-orang yang berdo’a kepada para nabi, orang shalih dan para malaikat ataupun yang lainnya selain Allah.
Sesungguhnya do’a kepada orang yang telah meniggal untuk mendatangkan manfaat atau menangkal bahaya adalah syirik akbar yang tak akan Allah ampuni. Dan akan menghilangkan kandungan kalimat ikhlas.

Allah SWT berfirman:
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ}
Baro terhadap semua sesembahan selain Allah
ayat di atas menunjukan kaliamat tauhid yang agung ini yang bermakna menjauhkan diri dan berlepas diri dari semua sesembahan selain Allah dari semua sesembahan yang ada, bintang, benda-benda besar dan berhala-patung yang dibuat oleh kaum nuh yang berbentuk orang shalih, wada, suwa, yaguts, yau’q an nasro. Juga berlepas diri dari semua sesembahan yang lain seperti berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka sembah dari pembesar-pembesar mereka.
Menta’ati dalam kemaksiatan
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُم وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ ْ
Bawasannya rasulullah saw membacakan ayat ini kepda Ady bin Hatim yang berkata: “wahai Rasulullah, kami tidak menyembah mereka(pembesar)” Rasulullah bersabda: “bukankah mereka telah menghalalkan apa yang Allah haramkan maka kalian menghalalkannya? Dan mengharamkan apa yang Allah halalkan kemudian kalian mengharamkannya?” Ia berkata: “Iya” Rasulullah bersabda: “itulah bentuk penyembahan kepada mereka.”

Menta’ati seseorang dalam kemaksiatan merupakan syirij mkepada Allah SWT, dengan menta’atinya maka telah menjadikannya sebagai Tuhan. Seperti yang terjadi kepada para pemimpin saat ini, maka ini adalah syirik akbar yang dapat melenyapkan tauhid.



[1] U’zair adalah seorang nabi bani israil hidup pada masa nabi Dawu, nabi Sulaiman, Zakaria dan Yhya. Beliau pernah mati selama 1 abad kemudian Allah menghidupkannya kembali. Orang yahudi menyebutnya sebagai anak Allah.
[2] At Thobari tafsir (15/72)
[3] Shohih Bukhori no 4714, 4715 dan Muslim 3030

Tidak ada komentar:

Posting Komentar