TAFSIR TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH
Allah SWT berfirman dalam surat Alisro ayat 57:
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ
مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا (56) أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
(57)
Orang musyrik menyembah malaikta, nabi-nabi
dan orang-orang shalih
Dari Ibnu Abas: orang musyrik berkata:
“kami beribadah kepada para malaikat, Al Masih dan U’zair[1]” merekalah yang diibadahi.[2]
Dari ibnu Mas’ud: “sebagian dari golongan
jin disembah kemudian masuk islam. Ada
segolongan manusia menyembah segolongan dari kalangan jin, namun golongn jin
masuk islam akan tetapi segolongan manusia tetap pada agama mereka yaitu
menyembah jin”[3]
Dalam riwayat lain juga dikatakan bahwa
mereka menyembah Isa, Ibunya dan U’zair
Do’a adalah inti dari ibadah
Para mufasir mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai orang musyrik
yang menyembah Nadi Isa dan ibunya, para malaikat dan U’zair. Dan Allah telah
melarangnya dengan larangan yang sangat tegas seperti ancaman yang disebutkan
dalam ayat ini. Ini menunjukan bahwa do’a mereka kepada selain Allah mesupakan
syirik kepada Allah dan menghilangakn ketauhidan serta membatalkan syahadat Laa
Ilaaha Illallah. Karena sesungguhnya tauhid adalh tidak menyeru selain kepada
Allah saja. Ikhlas berarti meniadakan kesyirikan ini karena berdo’a kepada
selain Allah adalah menuhankannya dan mengibadahinya.
Tidak ada yang bisa memberi madhorot dan manfaat kecuali hanya
Allah
Seabagai mana disebutkan dalam tafsir ibnu katsir pada ayat ke 56
ini:
(قل) wahai Muhammad kepada orang musyrik yang beribadah
kepada selain Allah. (أدعوا الذين زعمتم من دونه) patung dan
tandingan yang lainnya, mereka mengutamakan cintanya kepada sesembahan itu.
Bahwasannya sesembahannya itu (لا يملكون كشف الضر
عنكم) maksudnya menyeluruh tanpa
terkecuali (ولا
تحويلا) juga tidak bisa memindahkan
sesuatupun dari kalian.
Karena sesungguhnya yang bisa menghilangkan
madhorot dan memindahkan sesuatu dari kalian hanyalah Allah saja.
Orang-orang yang disembah orang musyrik
bertauhid dan menolak kesyirikan
Orang-orang shalih yang disembah orang
musyrik berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah dengan Ikhlas kepada-Nya,
menta’ati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan taqorrub
yang paling tinggi adalah tauhid yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Dan
mereka diwajibkan beramal dengan tauhid ini dan menyeru kepaa tauhid. Inilah
yang mendekatkan mereka kepada Allah yaitu menuju ampunan-Nya dan ridho-Nya.
Dalam ayat ini juga disebutkan bahwa mereka
tidak berharap dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah saja. Dan ini
merupakan tauhid karena mencegah mereka dari kesyirikan dan mewajibakan mereka
sangant berharap akan rahmaat-Nya dan sangat takut akan siksa-Nya.
Maka orang musyrik yang telah berdo’a
kepada mereka sesungguhnya telah memutar balikan perkara. Karena orang musyrik
meminta dari mereka padahal mereka mengingkari syirik kepada Allah yang
terdapat dalam do’a orang musyrik yang meminta sesuatu kepada mereka bagi orang
yang berdo’a kepada selain Allah.
Orang musyrik bukan hanya menyembah patung
Dari ayat ini juga ada sanggahan bagi
mereka yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik hanya menyembah patung-patung.
Dalam ayat ini Allah mengingkari orang-orang yang berdo’a kepada para nabi,
orang shalih dan para malaikat ataupun yang lainnya selain Allah.
Sesungguhnya do’a kepada orang yang telah
meniggal untuk mendatangkan manfaat atau menangkal bahaya adalah syirik akbar
yang tak akan Allah ampuni. Dan akan menghilangkan kandungan kalimat ikhlas.
Allah SWT berfirman:
{وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ إِلا
الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ}
Baro terhadap semua sesembahan selain Allah
ayat di atas menunjukan kaliamat tauhid
yang agung ini yang bermakna menjauhkan diri dan berlepas diri dari semua
sesembahan selain Allah dari semua sesembahan yang ada, bintang, benda-benda
besar dan berhala-patung yang dibuat oleh kaum nuh yang berbentuk orang shalih,
wada, suwa, yaguts, yau’q an nasro. Juga berlepas diri dari semua sesembahan
yang lain seperti berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka sembah
dari pembesar-pembesar mereka.
Menta’ati dalam kemaksiatan
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُم
وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ ْ
Bawasannya
rasulullah saw membacakan ayat ini kepda Ady bin Hatim yang berkata: “wahai
Rasulullah, kami tidak menyembah mereka(pembesar)” Rasulullah bersabda:
“bukankah mereka telah menghalalkan apa yang Allah haramkan maka kalian
menghalalkannya? Dan mengharamkan apa yang Allah halalkan kemudian kalian
mengharamkannya?” Ia berkata: “Iya” Rasulullah bersabda: “itulah bentuk
penyembahan kepada mereka.”
Menta’ati
seseorang dalam kemaksiatan merupakan syirij mkepada Allah SWT, dengan
menta’atinya maka telah menjadikannya sebagai Tuhan. Seperti yang terjadi
kepada para pemimpin saat ini, maka ini adalah syirik akbar yang dapat
melenyapkan tauhid.
0 komentar:
Posting Komentar