Pengikut

Pages

Sabtu, 05 Januari 2013

LARANGAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA AHLUL KITAB



LARANGAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA AHLUL KITAB
عن جابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُاسَلَّمَ نَاسٌ مِنْ يَهُودَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ فَقَالَ وَعَلَيْكُمْ فَقَالَتْ عَائِشَةُ وَغَضِبَتْ أَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا قَالَ بَلَى قَدْ سَمِعْتُ فَرَدَدْتُ عَلَيْهِمْ وَإِنَّا نُجَابُ عَلَيْهِمْ وَلَا يُجَابُونَ عَلَيْنَ
Jabir bin 'Abdullah berkata; Sekelompok orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan 'As Saamu 'Alaika (Kematian bagimu) wahai Abu Al Qasim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Wa Alaikum (juga bagi kalian).' Kemudian Aisyah berkata dengan nada marah; 'Apakah anda tidak mendengar apa yang mereka ucapkan? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Ya, aku telah mendengarnya dan telah aku jawab ucapan mereka. karena sesungguhnya perkataan kita yang dikabulkan sedang perkataan mereka atas kita tidak dikabulkan.'
 
Jabir bin 'Abdullah berkata; Sekelompok orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan 'As Saamu 'Alaika (Kematian bagimu) wahai Abu Al Qasim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Wa Alaikum (juga bagi kalian).' Kemudian Aisyah berkata dengan nada marah; 'Apakah anda tidak mendengar apa yang mereka ucapkan? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Ya, aku telah mendengarnya dan telah aku jawab ucapan mereka. karena sesungguhnya perkataan kita yang dikabulkan sedang perkataan mereka atas kita tidak dikabulkan.'

BIODATA RAWI
Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-Anshari as-Salami. Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai’at al-‘Aqabah kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan agama Islam, Jabir juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan pleh Nabi, kecuali perang Badar dan Perang Uhud, karena dilarang oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Jabir bin Abdullah pernah melawat ke Mesir dan Syam dan banyak orang menimba ilmu darinya dimanapun mereka bertemu dengannya. Di Masjid Nabi Madinah ia mempunyai kelompok belajar , disini orang orang berkumpul untuk mengambil manfaat dari ilmu dan ketakwaan.
Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H. Abbas bin Utsman penguasa madinah pada waktu itu ikut mensholatkannya.
Sanad terkenal dan paling Shahih darinya adalah yang diriwayatkan oleh penduduk Makkah melalui jalur Sufyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah.


SYARH HADIST
1.                  MAD’U DA’WAH : Yahudi
2.                  SIFAT DA’I : Sabar dan tegas dalam kebenaran
3.                  TEMA DA’WAH : Wala’ wa bara’
4.                  TUGAS DA’I : Amar ma’ruf nahi mungkar
PENJELASAN POIN-POIN
1.                       MAD’U DA’WAH : Yahudi
Kata Yahudi diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Yehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub, seorang nabi yang hidup sekitar abad 18 SM dan bergelar Israil. Seluruh turunan dari 12 putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutan Bani Israel (keturunan langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku Israel.
Setelah berabad-abad turunan Yahudi berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bani Israel, sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).
Pada awalnya bangsa Yahudi hanya terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi di Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yaqub diterima dengan baik di Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir.
Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitu pula semua penganut ajarannya disebut dengan nama yang sama pula.
2.SIFAT DA’I : Sabar dan lemah lembut
Ayat-ayat Al Qur'an tentang Sabar

Allah Ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)

Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan diantara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.

Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama, adapun di antara sifat da’I yang hrus di miliki ialah lemah lembut.
sebagimana yang di contohkan Nabi saw dalam beberapa banyak hal, Allah swt berfirman { كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ }kamu adalah umat terbaik yang di lahirkan untuk manusia sehinga dalil ini menunjukan tentang pentingnya lemah lembut dan saling mencintai.
5.         TEMA DA’WAH : AL-WALA’ WAL BARA’
Termasuk dari dasar-dasar aqidah Islam, bahwa setiap muslim yang beragama Islam lagi bertauhid wajib untuk:
- Berwala’ (sikap setia, loyal) terhadap orang-orang yang beraqidah Islam dan    memusuhi orang-orang yang menentangnya.
- Mencintai orang yang bertauhid yang mengikhlaskan ibadahnya untuk Allah.
- Membenci orang-orang musyrik yang memusuhi akidah tersebut.
Hal ini juga termasuk bagian dari millah (agama) Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan orang-orang yang mengikutinya, yang kita diperintahkan untuk meneladani mereka, sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka : ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tidak dapat menolak sesuatu dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata) :"Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".. (Q.S; Al- Mumtahanah: 4).
Juga termasuk dari ajaran agama Muhammad , Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-peminpinmu, sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(Q.S; Al- Maidah: 51). Ayat ini khusus berkenaan tentang haramnya berwala’ terhadap ahli kitab.
Demikian pula haram hukumnya menjadikan orang kafir secara umum sebagai pemimpin, sebagaimana firman Allah : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia (pemimpin)". (Q.S; Al- Mumtahanah: 1).
Lebih tegas Allah mengharamkan orang mu’min menjadikan orang kafir sebagai pemimpin dan teman setia, sekalipun mereka adalah anggota keluarganya yang terdekat. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S; At-Taubah : 23).

BEBERAPA FENOMENA YANG TAMPAK DARI SIKAP WALA' TERHADAP ORANG KAFIR

1. Menyerupai mereka dalam tata cara berpakaian, berbicara dan sebagainya.

Karena menyerupai orang kafir dalam berpakaian, berbicara dan lain sebagainya menunjukkan suatu kecintaan terhadap mereka yang diserupainya. Oleh karena itu Rasulullah bersabda: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka.”
2. Bermukim di negeri kafir dan tidak mau berpindah (hijrah) ke negeri kaum muslimin demi menyelamatkan agamanya.

3. Bepergian ke negeri kafir dengan tujuanwisata dan bersenang-senang.
4. Membantu orang kafir dan menolong mereka dalam usaha melawan kaum muslimin, mengirim bantuan dan melindungi mereka.

Ini termasuk hal yang membatalkan ke-Islaman dan menyebabkan seseorang menjadi murtad. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.

5. Mengangkat orang kafir sebagai orang kepercayaan atau penasihat pada suatu jabatan yang menyangkut kemaslahatan umat islam

6. Menggunakan penanggalan orang kafir, terutama penanggalan yang mencantumkan hari besar keagamaan dan hari raya mereka, seperti penanggalan masehi.
Penanggalan masehi dibuat untuk memperingati kelahiran Al-masih ‘alaihis salam, penanggalan tersebut mereka ada-adakan sendiri, tanpa ada perintah dari Al-Masih (Nabi Isa ‘alaihis salam). Karena itu menggunakan penanggalan ini berarti ikut berperan dalam menghidupkan syi’ar dan hari raya mereka.

Hendaknya kita menghindari masalah ini, karena para sahabat radhiallahu ‘anhum pun berpaling dari penanggalan orang-orang kafir, dan mereka membuat kalender khusus yang dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi pada masa khalifah Umar radhiallahu ‘anhu. Hal tersebut menunjukkan wajibnya menyelisihi kaum kuffar dalam masalah ini dan dalam ciri-ciri khas mereka. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita.

7. Ikut berpartisipasi pada hari raya mereka, atau membantu mereka menyelenggarakannya, atau memberikan ucapan selamat kepada mereka dalam rangka hari tersebut, atau menghadiri upacara perayaannya.

Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu.” (Q.S; Al-Furqan : 72).

8. Memuji dan membanggakan budaya dan peradaban orang kafir, kagum dengan etika dan kemajuan teknologi mereka tanpa memperhatikan aqidah mereka yang keliru dan agama mereka yang rancu.

9. Memberi nama dengan nama orang kafir.

10. Berdo’a memohonkan ampunan bagi mereka dan bersikap kasih sayang terhadap mereka.

11. Hukum meminta bantuan orang kafir dalam suatu pekerjaan, peperangan dan lain-lain .

a. Meminta bantuan orang kafir dalam suatu pekerjaan Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi…"(Q.S: Ali Imran: 118 )

Al- Baghawi rahimahullah berkata," Maksud firman Allah: "janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu".

Yaitu: mengangkat orang diluar agamamu untuk menjadi orang kepercayaanmu, kemudian Allah menjelaskan alasan larangan mengangkat orang tersebut untuk menjadi orang kepercayaan dengan firman-Nya: "mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu".

Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah berkata," Para ahli tahu benar bahwa orang-orang Yahudi, Nasrani dan Munafik yang hidup di bawah naungan daulah islam selalu menyampaikan berita dan rahasia umat islam kepada kaumnya yang berada diluar daulah islam, seperti yang diungkapkan oleh sebuah bait syair yang masyhur: Setiap permusuhan, dapat diharapkan bersemainya rasa cinta Kecuali permusuhan yang dikarenakan beda agama

Karena alasan diatas dan alasan lainnya, umat islam dilarang mengangkat orang kafir untuk menduduki suatu jabatan yang berhubungan langsung dengan hajat umat islam, sesungguhnya mengangkat orang islam yang kemampuannya berada di bawah orang kafir untuk menduduki suatu jabatan lebih bermanfaat untuk umat islam itu sendiri, baik ditinjau dari sudut agama maupun dunia, sedikit, tetapi halal lebih diberkahi daripada banyak tetapi haram, karena Allah mencabut keberkahan dari sesuatu yang haram." Lihat: Majmu` Al-Fatawa, jilid: 28, hal: 646.

Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa:

1.Tidak dibolehkan mengangkat orang kafir untuk menduduki suatu jabatan yang berhubungan langsung dengan hajat dan rahasia umat islam, seperti; jabatan menteri, penasehat kepala Negara atau pegawai di sebuah instansi pemerintahan Islam.

Allah berfirman:"…janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu…"

2.Dibolehkan mempekerjakan orang kafir dibidang yang tidak penting, yang tidak membahayakan kebijakan daulah islam, seperti; pemandu jalan, perbaikan jalan dan pembangunan gedung, dengan syarat bahwa tidak ada orang islam yang layak melakukan pekerjaan tersebut. Karena sesungguhnya Nabi shallahu`alaihi wasallam dan Abu Bakar menyewa seorang musyrik dari bani Dayil sebagai pemandu jalan mereka di saat melakukan hijrah ke Madinah.

b.Meminta bantuan orang kafir dalam peperangan.

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, pendapat yang kuat mengatakan bolehnya meminta bantuan orang kafir dalam peperangan bila dibutuhkan, dengan syarat orang kafir yang diminta bantuan tersebut dapat dipercaya.

Ibnu Al Qayyim berkata, " Diantara pelajaran yang dapat diambil dari perjanjian Hudaibiyah; boleh meminta bantuan orang musyrik yang dapat dipercaya dalam jihad, jika diperlukan, gunanya; orang ini bisa dimanfaatkan sebagai mata-mata untuk mencuri berita dari musuh tanpa ada kecurigaan."

Juga dibolehkan dalam keadaan darurat, seperti hadist yang diriwayatkan oleh Zuhri bahwa Nabi shallahu`alaihi wa sallam meminta bantuan orang-orang Yahudi pada perang Khaibar di tahun ketujuh Hijriyah, Shafwan ikut dalam perang Hunain, di saat itu ia belum masuk islam, contoh darurat; jumlah orang kafir jauh lebih banyak dan dengan perlengkapan yang menakutkan, dengan syarat, orang kafir tersebut benar-benar berpihak kepada umat islam.

Bila tidak dibutuhkan, maka tidak boleh meminta bantuan mereka, karena bagaimanapun juga orang kafir tetap memendam makar dan kejahatan, karena busuknya hati mereka.

BEBERAPA FENOMENA YANG TAMPAK DARI SIKAP WALA' TERHADAP KAUM MUSLIMIN

1. Hijrah ke negeri kaum muslimin dan meninggalkan negeri kaum kafir.

2. Berusaha menolong dan membantu kaum muslimin dengan jiwa, harta dan lisan, dalam segala hal yang mereka butuhkan, baik dalam urusan agama maupun dunia.
3. Turut merasakan sakit yang mereka rasakan dan ikut bergembira dengan kegembiraan mereka.
4. Memberikan nasehat kepada mereka, menyukai kebaikan bagi mereka, tidak berkhianat dan tidak menipunya.
5. Menghormati dan memuliakan kaum muslimin serta tidak merendahkan dan mencela mereka.
6. Senantiasa bersama-sama dengan mereka, baik dalam keadaan sempit (miskin) maupun lapang (kaya), dan dalam keadaan susah maupun senang.
7. Mengunjungi kaum muslimin, senang bertemu dan berkumpul bersama mereka.
8. Menghargai hak-hak orang mu'minin.

9. Bersikap lemah lembut terhadap kaum yang lemah diantara kaum muslimin.

10. Mendo'akan kaum muslimin dan memintakan ampunan buat mereka.
6. DI ANTARA TUGAS DA,I : AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
 وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana(at –taubah:71)


0 komentar:

Posting Komentar