LARANGAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADA AHLUL KITAB
عن جابِرَ
بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُاسَلَّمَ نَاسٌ مِنْ يَهُودَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ فَقَالَ
وَعَلَيْكُمْ فَقَالَتْ عَائِشَةُ وَغَضِبَتْ أَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا قَالَ
بَلَى قَدْ سَمِعْتُ فَرَدَدْتُ عَلَيْهِمْ وَإِنَّا نُجَابُ عَلَيْهِمْ وَلَا
يُجَابُونَ عَلَيْنَ
Jabir bin 'Abdullah berkata; Sekelompok orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan 'As Saamu 'Alaika (Kematian bagimu) wahai Abu Al Qasim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Wa Alaikum (juga bagi kalian).' Kemudian Aisyah berkata dengan nada marah; 'Apakah anda tidak mendengar apa yang mereka ucapkan? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Ya, aku telah mendengarnya dan telah aku jawab ucapan mereka. karena sesungguhnya perkataan kita yang dikabulkan sedang perkataan mereka atas kita tidak dikabulkan.'
Jabir bin 'Abdullah berkata; Sekelompok orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan 'As Saamu 'Alaika (Kematian bagimu) wahai Abu Al Qasim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Wa Alaikum (juga bagi kalian).' Kemudian Aisyah berkata dengan nada marah; 'Apakah anda tidak mendengar apa yang mereka ucapkan? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; 'Ya, aku telah mendengarnya dan telah aku jawab ucapan mereka. karena sesungguhnya perkataan kita yang dikabulkan sedang perkataan mereka atas kita tidak dikabulkan.'
BIODATA RAWI
Jabir bin
Abdullah meriwayatkan 1.540 hadist, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-Anshari
as-Salami. Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai’at al-‘Aqabah
kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan
menyiarkan agama Islam, Jabir juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan
yang dilakukan pleh Nabi, kecuali perang Badar dan Perang Uhud, karena dilarang
oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang bersama
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Jabir bin Abdullah pernah melawat ke Mesir dan Syam dan banyak
orang menimba ilmu darinya dimanapun mereka bertemu dengannya. Di Masjid Nabi
Madinah ia mempunyai kelompok belajar , disini orang orang berkumpul untuk
mengambil manfaat dari ilmu dan ketakwaan.
Ia wafat di Madinah pada tahun 74 H. Abbas bin Utsman penguasa
madinah pada waktu itu ikut mensholatkannya.
Sanad terkenal dan paling Shahih darinya adalah yang diriwayatkan
oleh penduduk Makkah melalui jalur Sufyan bin Uyainah, dari Amr bin Dinar, dari
Jabir bin Abdullah.
SYARH HADIST
1.
MAD’U DA’WAH : Yahudi
2.
SIFAT DA’I : Sabar dan tegas dalam kebenaran
3.
TEMA DA’WAH : Wala’ wa bara’
4.
TUGAS DA’I : Amar
ma’ruf nahi mungkar
PENJELASAN POIN-POIN
1.
MAD’U DA’WAH :
Yahudi
Kata Yahudi diambil menurut salah satu
marga dari dua belas leluhur Suku israel yang paling banyak keturunannya, yakni
Yehuda. Yehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub, seorang nabi
yang hidup sekitar abad 18 SM dan bergelar Israil. Seluruh turunan dari 12
putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutan Bani Israel (keturunan
langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku
Israel.
Setelah berabad-abad turunan Yahudi
berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bani Israel, sehingga
sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tapi
mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub).
Pada awalnya bangsa Yahudi hanya
terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang
hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di
Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan
yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi di
Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yaqub diterima dengan baik di
Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir.
Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel,
tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai
orang-orang Yahudi dan begitu pula semua penganut ajarannya disebut dengan nama
yang sama pula.
2.SIFAT DA’I : Sabar dan lemah lembut
Ayat-ayat Al Qur'an tentang Sabar
Allah Ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)
Allah Ta'ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (Aali 'Imraan:200)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah:155)
Ash-Shabr
(sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan diantara yang menunjukkan
pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia
terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah
menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah,
yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar)
terhadap taqdir Allah yang menyakitkan.
Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama, adapun di antara sifat da’I yang hrus di miliki ialah lemah lembut.
Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama, adapun di antara sifat da’I yang hrus di miliki ialah lemah lembut.
sebagimana
yang di contohkan Nabi saw dalam beberapa banyak hal, Allah swt berfirman { كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ }“kamu adalah umat terbaik yang di lahirkan untuk manusia”
sehinga dalil ini menunjukan tentang pentingnya lemah lembut dan saling
mencintai.
5.
TEMA DA’WAH : AL-WALA’ WAL BARA’
Termasuk dari dasar-dasar aqidah
Islam, bahwa setiap muslim yang beragama Islam lagi bertauhid wajib untuk:
- Berwala’ (sikap setia, loyal) terhadap
orang-orang yang beraqidah Islam dan
memusuhi orang-orang yang menentangnya.
- Mencintai orang yang bertauhid yang
mengikhlaskan ibadahnya untuk Allah.
- Membenci orang-orang musyrik yang memusuhi
akidah tersebut.
Hal ini juga termasuk bagian dari
millah (agama) Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan orang-orang yang mengikutinya,
yang kita diperintahkan untuk meneladani mereka, sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika
mereka berkata kepada kaum mereka : ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu
dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah
nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Allah saja, kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:
"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tidak dapat
menolak sesuatu dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata) :"Ya
Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah
kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".. (Q.S; Al-
Mumtahanah: 4).
Juga termasuk dari ajaran agama
Muhammad , Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-peminpinmu,
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(Q.S; Al- Maidah: 51). Ayat ini
khusus berkenaan tentang haramnya berwala’ terhadap ahli kitab.
Demikian pula haram hukumnya
menjadikan orang kafir secara umum sebagai pemimpin, sebagaimana firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu
menjadi teman-teman setia (pemimpin)". (Q.S; Al- Mumtahanah: 1).
Lebih tegas Allah mengharamkan orang
mu’min menjadikan orang kafir sebagai pemimpin dan teman setia, sekalipun
mereka adalah anggota keluarganya yang terdekat. Allah berfirman : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan
saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan
kekafiran atas keimanan dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka
pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S;
At-Taubah : 23).
BEBERAPA FENOMENA YANG TAMPAK DARI
SIKAP WALA' TERHADAP ORANG KAFIR
1. Menyerupai mereka dalam tata cara
berpakaian, berbicara dan sebagainya.
Karena menyerupai orang kafir dalam
berpakaian, berbicara dan lain sebagainya menunjukkan suatu kecintaan terhadap
mereka yang diserupainya. Oleh karena itu Rasulullah bersabda: “Barangsiapa
menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka.”
2. Bermukim di negeri kafir dan tidak
mau berpindah (hijrah) ke negeri kaum muslimin demi menyelamatkan agamanya.
3. Bepergian ke negeri kafir dengan
tujuanwisata dan bersenang-senang.
4. Membantu orang kafir dan menolong
mereka dalam usaha melawan kaum muslimin, mengirim bantuan dan melindungi
mereka.
Ini termasuk hal yang membatalkan
ke-Islaman dan menyebabkan seseorang menjadi murtad. Kita berlindung kepada
Allah dari hal tersebut.
5. Mengangkat orang kafir sebagai
orang kepercayaan atau penasihat pada suatu jabatan yang menyangkut
kemaslahatan umat islam
6. Menggunakan penanggalan orang
kafir, terutama penanggalan yang mencantumkan hari besar keagamaan dan hari
raya mereka, seperti penanggalan masehi.
Penanggalan masehi dibuat untuk
memperingati kelahiran Al-masih ‘alaihis salam, penanggalan tersebut mereka
ada-adakan sendiri, tanpa ada perintah dari Al-Masih (Nabi Isa ‘alaihis salam).
Karena itu menggunakan penanggalan ini berarti ikut berperan dalam menghidupkan
syi’ar dan hari raya mereka.
Hendaknya kita menghindari masalah
ini, karena para sahabat radhiallahu ‘anhum pun berpaling dari penanggalan
orang-orang kafir, dan mereka membuat kalender khusus yang dimulai dari
peristiwa hijrahnya Nabi pada masa khalifah Umar radhiallahu ‘anhu. Hal
tersebut menunjukkan wajibnya menyelisihi kaum kuffar dalam masalah ini dan
dalam ciri-ciri khas mereka. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita.
7. Ikut berpartisipasi pada hari raya mereka,
atau membantu mereka menyelenggarakannya, atau memberikan ucapan selamat kepada
mereka dalam rangka hari tersebut, atau menghadiri upacara perayaannya.
Allah berfirman: “Dan orang-orang yang
tidak memberikan kesaksian palsu.” (Q.S; Al-Furqan : 72).
8. Memuji dan membanggakan budaya dan
peradaban orang kafir, kagum dengan etika dan kemajuan teknologi mereka tanpa
memperhatikan aqidah mereka yang keliru dan agama mereka yang rancu.
9. Memberi nama dengan nama orang
kafir.
10. Berdo’a memohonkan ampunan bagi
mereka dan bersikap kasih sayang terhadap mereka.
11. Hukum meminta bantuan orang kafir
dalam suatu pekerjaan, peperangan dan lain-lain .
a. Meminta bantuan orang kafir dalam
suatu pekerjaan Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena)
mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai
apa yang menyusahkan kamu, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi…"(Q.S: Ali Imran: 118 )
Al- Baghawi rahimahullah
berkata," Maksud firman Allah: "janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu".
Yaitu: mengangkat orang diluar agamamu
untuk menjadi orang kepercayaanmu, kemudian Allah menjelaskan alasan larangan
mengangkat orang tersebut untuk menjadi orang kepercayaan dengan firman-Nya:
"mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu".
Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah
berkata," Para ahli tahu benar bahwa
orang-orang Yahudi, Nasrani dan Munafik yang hidup di bawah naungan daulah
islam selalu menyampaikan berita dan rahasia umat islam kepada kaumnya yang
berada diluar daulah islam, seperti yang diungkapkan oleh sebuah bait syair yang
masyhur: Setiap permusuhan, dapat diharapkan bersemainya rasa cinta Kecuali
permusuhan yang dikarenakan beda agama
Karena alasan diatas dan alasan
lainnya, umat islam dilarang mengangkat orang kafir untuk menduduki suatu
jabatan yang berhubungan langsung dengan hajat umat islam, sesungguhnya
mengangkat orang islam yang kemampuannya berada di bawah orang kafir untuk
menduduki suatu jabatan lebih bermanfaat untuk umat islam itu sendiri, baik
ditinjau dari sudut agama maupun dunia, sedikit, tetapi halal lebih diberkahi
daripada banyak tetapi haram, karena Allah mencabut keberkahan dari sesuatu
yang haram." Lihat: Majmu` Al-Fatawa, jilid: 28, hal: 646.
Dari uraian di atas dapat kita pahami
bahwa:
1.Tidak dibolehkan mengangkat orang
kafir untuk menduduki suatu jabatan yang berhubungan langsung dengan hajat dan
rahasia umat islam, seperti; jabatan menteri, penasehat kepala Negara atau
pegawai di sebuah instansi pemerintahan Islam.
Allah berfirman:"…janganlah kamu
ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena)
mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu…"
2.Dibolehkan mempekerjakan orang kafir
dibidang yang tidak penting, yang tidak membahayakan kebijakan daulah islam,
seperti; pemandu jalan, perbaikan jalan dan pembangunan gedung, dengan syarat
bahwa tidak ada orang islam yang layak melakukan pekerjaan tersebut. Karena
sesungguhnya Nabi shallahu`alaihi wasallam dan Abu Bakar menyewa seorang
musyrik dari bani Dayil sebagai pemandu jalan mereka di saat melakukan hijrah
ke Madinah.
b.Meminta bantuan orang kafir dalam
peperangan.
Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, pendapat yang kuat
mengatakan bolehnya meminta bantuan orang kafir dalam peperangan bila
dibutuhkan, dengan syarat orang kafir yang diminta bantuan tersebut dapat
dipercaya.
Ibnu Al Qayyim berkata, "
Diantara pelajaran yang dapat diambil dari perjanjian Hudaibiyah; boleh meminta
bantuan orang musyrik yang dapat dipercaya dalam jihad, jika diperlukan,
gunanya; orang ini bisa dimanfaatkan sebagai mata-mata untuk mencuri berita
dari musuh tanpa ada kecurigaan."
Juga dibolehkan dalam keadaan darurat,
seperti hadist yang diriwayatkan oleh Zuhri bahwa Nabi shallahu`alaihi wa
sallam meminta bantuan orang-orang Yahudi pada perang Khaibar di tahun ketujuh
Hijriyah, Shafwan ikut dalam perang Hunain, di saat itu ia belum masuk islam,
contoh darurat; jumlah orang kafir jauh lebih banyak dan dengan perlengkapan
yang menakutkan, dengan syarat, orang kafir tersebut benar-benar berpihak
kepada umat islam.
Bila tidak dibutuhkan, maka tidak
boleh meminta bantuan mereka, karena bagaimanapun juga orang kafir tetap
memendam makar dan kejahatan, karena busuknya hati mereka.
BEBERAPA FENOMENA YANG TAMPAK DARI
SIKAP WALA' TERHADAP KAUM MUSLIMIN
1. Hijrah ke negeri kaum muslimin dan
meninggalkan negeri kaum kafir.
2. Berusaha menolong dan membantu kaum
muslimin dengan jiwa, harta dan lisan, dalam segala hal yang mereka butuhkan,
baik dalam urusan agama maupun dunia.
3. Turut merasakan sakit yang mereka
rasakan dan ikut bergembira dengan kegembiraan mereka.
4. Memberikan nasehat kepada mereka,
menyukai kebaikan bagi mereka, tidak berkhianat dan tidak menipunya.
5. Menghormati dan memuliakan kaum
muslimin serta tidak merendahkan dan mencela mereka.
6. Senantiasa bersama-sama dengan
mereka, baik dalam keadaan sempit (miskin) maupun lapang (kaya), dan dalam
keadaan susah maupun senang.
7. Mengunjungi kaum muslimin, senang
bertemu dan berkumpul bersama mereka.
8. Menghargai hak-hak orang mu'minin.
9. Bersikap lemah lembut terhadap kaum
yang lemah diantara kaum muslimin.
10. Mendo'akan kaum muslimin dan
memintakan ampunan buat mereka.
6. DI ANTARA TUGAS DA,I : AMAR MAKRUF
NAHI MUNGKAR
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki
dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana(at –taubah:71)
0 komentar:
Posting Komentar