BAB
MENAWARKAN ISLAM KEPADA ANAK KECIL
Hadits ke
3057
وَقَالَ
سَالِمٌ : قَالَ ابْنُ عُمَرَ (1) . « ثمَّ قَامَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم - فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى الله بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ،
ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ : " إِنِّي أُنْذِرُكُمُوه ، وَمَا مِنْ
نَبِي إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوح قَوْمَه :
وَلَكِنْ سَأَقُولُ لَكُمْ فِيه قَوْلا لَم يَقُلْهُ نَبِي لِقَوْمهِ : تَعْلَمُون
أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ الله لَيْسَ بِأَعْوَرَ » . (2) .
وفي رواية : « إِنَّ الله لَيْسَ
بأَعْوَرَ ، ألا إنَّ المَسيحَ الدَّجَالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنى ، كَأن
عَيْنَهُ عِنَبَة طَافِيَة » .
Artinya :
Salim Berkata: Ibnu Umar berkata “ Kemudian Nabi Salallahu
alaihi wasallam berdiri dihadapan manusia, beliau pun memuji Allah,
kemudian beliau menyebutkan dajjal, dan berkata : “ sesungguhnya aku mengingatkan
kalian tentangnya, tidak ada satu Nabi pun kecuali pasti mereka mengingatkan
kaumnya tentangnya, sungguh Nabi Nuh pun telah mengingatkan kaumnya, : tetapi
aku katakan kepada kalian perkataan yang belum disampaikan para Nabi kepada
kaumnya : ketahuilah bahwa ia buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Allah
tidaklah buta sebelah mataNya.”
Dan dalam riwayat lain : “sesungguhnya Allah tidak buta
sebelah mata, ketahuilah bahwa sesungguhnya Al-Masih Dajjal buta mata sebelah
kanannya, seakan-akan matanya seperti sebutir anggur.
TAKHRIJUL HADITS
Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab jihad dan penjelajahan,
bab menawarkan Islam kepada anak kecil. Nomor hadits 3057.
GORIBUL HADITS
1. “أَثْنَى ” memuji Allah
2. “أَعْوَرُ” buta sebelah mata
3. “عِنَبَة” satu buah anggur
BIOGRAFI SINGKAT PEROWI
Ibnu umar adalah seorang sahabat yang sejak kecil sudah banyak
meriwayatkan hadits, ketika rosululloh shalallahu alaihi wasallam dan
para shahabatnya menunaikan haji wada’ umur beliau masih sekitar dua belas
tahun dan ketika itu pula beliau pun sudah mulai meriwayatkan hadits, dan dari kecil beliau juga
sudah sering ikut serta dalam peperangan hingga tua seperti Perang Khandaq,
Perang Mu'tah, Fathu Makkah, Perang Yarmuk, juga ikut serta dalam penaklukan Mesir,
beliau juga seorang yang meriwayatkan
hadist terbanyak kedua setelah Abu Hurairah,
yaitu sebanyak 2630 hadits, karena ia selalu mengikuti kemana Rasulullah pergi. Ibnu Umar adalah seorang
pedagang sukses dan kaya raya, tetapi juga banyak berderma. Ia hidup sampai 60
tahun setelah wafatnya Rasulullah. Ia kehilangan pengelihatannya di masa
tuanya. Ia wafat dalam usia lebih dari 80 tahun, dan merupakan salah satu
sahabat yang paling akhir yang meninggal di kota Makkah.
SYARHUL
HADITS
Dan
dalam sebuah riwayat : “Kami sedang berbincang-bincang seputar haji wada’, dan
Nabi berada ditangah-tangah kami, kami pun tidak mengerti akan haji wada’ itu
sendiri, maka Nabi pun memuji Allah, kemudian menyebutkan tentang Al-Masih
Dajjal, maka tatkala beliau menyampaikan hal ini urat lehernya pun terlihat dan
berkata : “tidaklah Allah mengutus Nabi kecuai mereka pasti mengingatkan
kaumnya akan (fitnah)nya (dajjal) : Nabi Nuh pernah memperingatkan kaumnya begitu pula para Nabi setelahnya, karna
sesungguhnya ia(dajjal) akan keluar pada masa kalian, maka jika ia keluar
kalian akan mengetahuinya, maka tidaklah samar bagi kalian bahwa ia bukan Rabb kalian “sebanyak tiga
kali”, sesungguhnya robb kalian tidaklah buta sebelah, dan sesungguhnya ia
(dajjal) buta mata sebelah kanannya , seakan-akan matanya seperti sebuah
anggur.
FAIDAH HADITS
Hadits ini menunjukkan akan sahnya sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh seorang anak kecil, sebagaimana kasus yang terjadi pada
pembahasan kali ini, adalah Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma masih sangat
kecil, tatkala Nabi dan para shahabatnya sama menunaikan haji wada’ beliau
masih berumur duabelas tahun, dan ketika itu pula beliau sudah diperbolehkan
meriwayatkan hadits dan para ulama’ ahli hadits pun mengakui akan ke-sah hannya
riwayat beliau walaupun beliau masih kecil.
PELAJARAN YANG TERKAIT DENGAN SEORANG DA’I
Didalam hadits ini terdapat banyak pelajaran dan keutamaan-keutamaan
bagi seorang da’i,diantaranya adalah :
1.
Termasuk dari wasilah/ sarana da’wah adalah khitobah
2.
Memuji Allah termasuk dari adab berda’wah
3.
Diantara sifat berda’wah ialah gigih/ antusias dalam mengajarkan
kebaikan kepada manusia.
4.
Salah satu pelajaran yang harus disampaikan kepada umat ialah
mengingatkan mereka akan fitnah dajjal dan menerangkan kepada mereka akan sifat
yang ia miliki agar berhati-hati darinya.
5.
Diantara pelajaran yang harus disampaikan kepada ummat pula ialah
menjelaskan kepada ummat akan kesempurnaan sifat Allah azza wa jalla.
6.
Salah satu uslub da’wah ialah penguatan/ pemastian (atas materi
yang kita sampaikan) dengan adanya pengulangan dalam penyampaian.
Berikut penjelasannya :
Pertama : diantara sarana berda’wah ialah berkhutbah.
Sesungguhnya khutbah adalah termasuk sarana paling penting didalam
berda’wah, dan Nabi salallahu alaihi wasallam telah mempraktekannya pada
hadits ini ; yaitu berdasarkan perkataan Ibnu Umar radiyallahu anhuma tentang Nabi : “kemudian Nabi salallahu
alaihi wasallam berdiri dihadapan manusia dan memuji Allah.” , hal ini
adalah penguatan bahwasanya khitobah termasuk dalam sarana dakwah. Maka
seharusnya bagi seorang da’i untuk berpartisipasi dalam berdakwah.
Kedua,
termasuk adab-adab dalam berdakwah ialah memuji Allah atas segala nikmat-nikmatNya,
sesungguhnya adab-adab yang luhur yang harus dilakukan oleh seorang da’i ketika
ia hendak memulai khotbahnya ialah
memuji Allah azza wa jalla, kemudian member shalawat kepada Nabi shalallahu
alaihi wasallam ini selaras dengan apa yang telah Nabi shalallahu alaihi
wasallam lakukan didalam hadits diatas.
Ketiga, diantara
sifat yang harus dimiliki seorang da’i ialah harus gigih dalam mengajarkan kebaikan
kepada manusia. Hadits ini telah menunjukkan tentang salah satu sifat yang
harus dimiliki seorang da’i yaitu gigih
dalam mengajarkan manusia akan kebaikan dan memperingati mereka dari hal yang
membahayakan mereka, Nabi shalallahu alaihi wasallam pun demikian,
beliau sangat antusias dan gigih dalam menyampaikan kepada ummatnya tentang
sifat-sifat dajjal yang beliau shalallahu alaihi wasallam ketahui, agar
ummatnya dapat berwaspada, hal ini menunjukkan bahwa gigih dalam berdakwah
adalah termasuk dari sifat yang harus dimiliki oleh seorang da’i.
Keempat, diantara pelajaran
yang harus disampaikan kepada umat juga ialah mengingatkan mereka akan fitnah
dajjal dan menerangkan kepada mereka akan sifat yang ia miliki agar
berhati-hati darinya. Oleh karnanya didalam hadits diatas Nabi shalallahu
alaihi wasallam mengingatkan ummatnya akan bahaya dajjal ini, sebagaimana
sabda beliau shalallahu alaihi wasallam : << “ sesungguhnya aku
mengingatkan kalian tentangnya, tidak ada satu Nabi pun kecuali pasti mereka
mengingatkan kaumnya tentang nya, sungguh nabi Nuh alaihis salam pun pernah
mengingatkan kaumnya tentangnya, begitu pula para Nabi yang diutus setelah
beliau”. >> Imam Nawawi
berkata : “sesungguhnya peringatan ini menunjukkan akan besarnya fitnah dajjal dan dahyatnya perkara dikala
itu”. Maka karna besarnya fitnah dajjal ini dan bahayanya bagi muslimin maka Nabi
shalallahu alaihi wasallam menjelaskan sifat-sifatnya secara lengkap,
agar orang-orang muslim berhati-hati, adapun diantara sifatnya secara global
ialah sebagaimana yang diprediksikan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam dalam
sabdanya, sebagaimana berikut : Ia adalah seorang pemuda yang berambut
keriting, mata sebelah kanannya buta dan mata sebelah kirinya cacat, yang akan
muncul dari suatu tempat yang terletak diantara Syam dan Iraq, ia berasal dari
kota Khirasan, ia turun dan tinggal dibumi selama empat puluh hari, akan tetapi
satu hari dimasa itu seperti satu tahun dimasa sekarang, kemudian sehari
bagaikan sebulan lamanya, kemudian sehari sebagaimana seminggu, Ia mampu
menurunkan hujan, dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
ia membawa api dan air di kedua tangannya, yang
hakikatnya air yang ia bawa adalah api dan api yang ia bawa pula adalah air,
maka barangsiapa yang melihat dan bertemunya hendaknya ia memilih api dan menjauhkan diri dari air, ia pun
memberikan pilihan pula kepada siapapun yang bertemu dengannya untuk memilih
antara neraka dan syurga, yang pada hakikatnya syurga yang ia tawarkan itu
adalah neraka dan neraka adalah syurga, diantara matanya tertulis tulisan
“kafir (ك ف ر )” yangdapat dibaca dan
dimengerti oleh orang yang dapat membaca dan orang yang tidak dapat membaca.
Allah belum pernah menciptakan fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah dajjal
dari pertama Allah ciptakan langit dan bumi ini, oleh karnanya para Nabi
mengingatkan kaum-kaumnya akan dahsyatnya fitnah dajjal ini, adapun cara yang
dapat menyelamatkan seseorang dari fitnahnya ialah membaca sepuluh ayat pertama
dari surat Al-Kahfi begitu pula selalu berlindung kepada Allah dari fitnahnya
dengan selalu berdo’a diakhir shalat. Adapun perkara yang paling akhir ialah
diturunkannya Nabi Isya Alaihis salam maka beliau Alaihis salam
membunuhnya. Hendaknya kita sama berlindung kepada Allah azza wa jalla dari fitnah-fitnah
yang dapat menyesatkan kita baik yang Nampak maupun yang tidak Nampak.
Kelima, Diantara pelajaran yang
harus disampaikan kepada ummat pula ialah menjelaskan kepada ummat akan
kesempurnaan sifat Allah azza wa jalla. Oleh karnanya Nabi shalallahu alaihi
wasallam didalam hadits diatas bersabda, “sesungguhnya robb kalian tidaklah
buta sebelah mataNya.” Dan sesungguhnya tidak ada satupun diantara
makhluk-makhlukNya yang serupa denganNya azza wa jalla , “…tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. (Asy-Syuura : 11)
, dan yang harus dilakukan oleh seorang da’i ialah
memberi keterangan kepada ummat tentang manhaj ahlu sunnah wal jama’ah dalam
menetapkan asma’ul husna dan sifat-sifat Allah yang ulya, juga menafikan
akan kekurangan-kekurangan dan aib-aib yang ditujukan kepada Allah azza wa
jalla.
Keenam, termasuk retorika
dakwah ialah penta’kidan dengan mengulang kalimat diakhir khutbah yang kita
sampaikan diawal, Nabi pun telah menerapkan retorika ini dalam hadits diatas
yaitu tatkala beliau shalallahu alaihi wasallam menjelaskan tentang
sifat-sifat yang dimiliki dajjal dengan mengulangnya sebanyak tiga kali. Maka
yang layak dilakukan seorang dai adalah respon terhadap konsep-konsep dakwah
tersebut.
والله
اعلم
Referensi :
-
fiqhud dakwah liimam bukhory.
0 komentar:
Posting Komentar